Perisai Keabadian

Sumber Utama untuk Blockchain dan Keamanan Jaringan

Selamat datang di ImmutableShield.com, sumber terpercaya untuk segala hal tentang blockchain dan penerapannya, dengan sebisa mungkin menjadi masuk akal untuk diterapkan di Indonesia. Kami menghadirkan konten edukatif, panduan praktis, berita terkini, dan analisis mendalam untuk membantu Anda memahami teknologi blockchain.

Perisai Abadi

Mulai dari pengenalan konsep dasar hingga eksplorasi aplikasi blockchain yang kompleks seperti smart contracts, kami siap memberikan informasi yang relevan dan up-to-date. Selain itu, kami juga menyediakan solusi dan strategi untuk membangun kepercayaan. Immutable berarti kekal dan Shield berarti perisai. Sehingga dapat menjadi perisai yang memberikan kekekalan terhadap pencatatan.

Topik Utama yang Dibahas di Website Kami:

  • Teknologi Blockchain: Penjelasan dan implementasi blockchain dalam berbagai sektor.
  • Edukasi: Tutorial dan panduan praktis yang siap untuk diterapkan.
  • Regulasi dan Bisnis: Informasi tentang hukum, kebijakan, dan adopsi blockchain dalam dunia bisnis.

Baik Anda seorang pemula yang baru mulai menjelajahi dunia blockchain atau seorang profesional yang mencari wawasan mendalam, ImmutableShield.com adalah platform yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan Anda.

Bagaimana suatu imutabilitas dapat menjadi perisai pelindung bagi data-data Anda?

A. Sejarah Latar Belakang Perekaman Data Digital

Pada awalnya, data digital direkam di dalam baris-baris. Baris-baris tersebut dapat dimodifikasi. Adapun rekaman yang semula, berubah. Pola perekaman data seperti yang demikian, bertahan selama beberapa dekade. Jenis data yang direkam, pada awalnya lebih dekat kepada data-data privat. Adapun yang memiliki akses kepada data tersebut, untuk menulis, merubah atau bahkan sekedar membaca, hanya orang-orang tertentu yang memiliki keahlian khusus sekaligus diberi otorisasi dan berada di dalam pengawasan penuh. Dalam kondisi yang demikian permasalahan sudah muncul. Yakni, suatu rekaman data di dalam satu baris, rentan terhadap perubahan. Misal, suatu catatan seperti data diri seseorang.

Lebih jauh lagi, tehnik perekaman tersebut, digunakan untuk pencatatan data transaksi. Penetapan hak akses telah digunakan untuk menentukan, siapa yang dapat menulis atau merubah. Akan tetapi, persoalan terbesarnya adalah, walau bagaimana pun juga, suatu rekaman data yang telah dimodifikasi, rekaman yang sebelumnya, tidak ada catatannya. Secara kode pemrograman, dapat dibuat supaya catatan terdahulu tidak hilang. Tetapi, ini juga masih memiliki kelemahan. Yakni, setiap rekaman, tidak kebal terhadap perubahan sepihak, pada rekaman tersebut.

B. Imutabilitas Data

Imutabilitas data dalam blockchain merujuk pada kemampuan teknologi blockchain untuk memastikan bahwa data yang sudah ditulis ke dalam jaringan tidak dapat diubah, dihapus, atau dimodifikasi. Ini adalah salah satu fitur utama yang membuat blockchain sangat menarik untuk berbagai aplikasi, terutama dalam hal keamanan dan kepercayaan.

Cara Kerja Imutabilitas dalam Blockchain

Struktur Blok dan Kriptografi:

  • Blockchain terdiri dari rantai blok yang saling terhubung. Ini seperti jaringan pemegang catatan di masa lalu, yang terdiri dari sejumlah orang, yang memegang dan menyepakati satu catatan yang sama. Bertambah orang, semakin bertambah jumlah pemegang catatan.
  • Setiap blok berisi data transaksi, cap waktu (timestamp), dan hash kriptografis dari blok sebelumnya. Di masa lalu, setiap catatan memuat data dari sesuatu yang dicatat, waktunya, kode khususnya yang dapat menandakan bahwa catatan tersebut adalah asli.
  • Hash adalah sidik jari digital unik yang dihasilkan berdasarkan data dalam blok. Jika data dalam blok diubah, hash juga berubah. Dahulu, dari satu catatan ke catatan yang lain, dapat dipertautkan berdasarkan suatu kode khusus yang dapat dimengerti oleh masing-masing orang. Seperti itulah perumpamaannya.

Konsensus dalam Jaringan:

  • Blockchain menggunakan mekanisme konsensus untuk memvalidasi transaksi.
  • Konsensus memastikan bahwa mayoritas node yang ikut ambil bagian di dalam jaringan, harus menyetujui penambahan blok baru, sehingga sulit bagi satu pihak untuk memanipulasi data. Dengan demikian, jika di jaman dahulu misalnya, para pemegang catatan sebagian besarnya setuju untuk perubahan data, maka data berubah. Kalau tidak, maka tidak.

Distribusi dan Replikasi:

  • Blockchain bersifat terdesentralisasi, artinya salinan lengkap dari seluruh blockchain disimpan di banyak node dalam jaringan. Adapun upaya untuk mengubah suatu rekam data, dibuat sebagai rekam data baru.
  • Untuk mengubah data, pada satu rekaman yang sama, seseorang harus memodifikasi salinan blockchain di mayoritas node, yang secara teknis dan ekonomis hampir tidak mungkin dilakukan. Karena itu, di dalam blockchain, tidak yang namanya memodifikasi data. Hanya ada penambahan/penulisan data, dan pembacaan data.

Konsekuensi Perubahan:

  • Jika seseorang mencoba memodifikasi data dalam satu blok, hash blok tersebut akan berubah.
  • Perubahan ini akan memutus hubungan antara blok tersebut dengan blok berikutnya karena hash yang tidak lagi cocok, merusak seluruh rantai.

Keunggulan Imutabilitas Data

  • Keamanan: Data yang tidak dapat diubah mengurangi risiko penipuan dan manipulasi.
  • Kepercayaan: Pengguna dapat memercayai data karena transparansi dan ketidakmungkinan perubahan. Istilahnya adalah, ‘the only source of truth’ atau kebenaran hanya ada satu.
  • Auditabilitas: Blockchain menyediakan rekam jejak yang jelas dan permanen untuk semua transaksi.

Beberapa Keraguan serta Jawabannya

Human Error: Data yang salah dimasukkan tetap tercatat secara permanen. Ya. Betul. Solusinya adalah memasukkan data baru dan memberikan catatan sebagai revisi atas data yang salah. Human error yang dimaksud, atau kesalahan memasukkan data, bukanlah hal besar. Sebab, segala salah dicatat. Segala revisi dicatat. Catatannya jelas, dan dapat diaudit.

Efisiensi: Mekanisme konsensus yang mendukung imutabilitas sering kali membutuhkan daya komputasi tinggi. Ya. Benar. Oleh sebab itu, hanya ada tiga entitas yang dapat menyediakan sumber daya komputasi untuk blockchain:

  • 1. Negara. Negara dengan segala sumber daya yang dimilikinya, semakin dituntut untuk menyediakan pelayanan publik di bidang pencatatan data yang dipercaya oleh semua.
  • 2. Perusahaan Swasta. Perusahaan swasta dalam skala besar memiliki sumber daya yang cukup untuk membuat infrastruktur blockchain.
  • 3. Individu-individu. Setiap satu node minimalnya, dapat dibuat oleh satu individu, yang berkeinginan untuk tergabung dan membesarkan satu jaringan blockchain. Setiap individu yang membuat node, sama seperti halnya, satu orang yang mendedikasikan suatu infrastruktur, atau katakanlah satu batu bata, untuk membuat dinding, untuk mendirikan suatu rumah. Rumah tersebut, dapat ditempati-bersama-sama.

Jadi, ini bukanlah suatu hal yang kita pikirkan untuk dikerjakan sendirian. Apakah sudah ada? Sudah. Siap dipakai.

Imutabilitas adalah fondasi utama yang membuat blockchain ideal untuk aplikasi seperti penyimpanan data kontrak, kontrak pintar (Smart Contract), di mana keaslian dan keamanan data sangat penting. Selain yang umum disebut, ada banyak hal lain seperti pencatatan transaksi jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam dan tukar-menukar. Catatan tersebut, apabila dicatatkan pada jaringan yang secara legal telah diakui oleh otoritas hukum, dapat dijadikan sebagai barang bukti suatu kebenaran. Oleh karena itu, penerapan teknologi blockchain, pertama-tama, haruslah legal. Apakah bisa dibuat begitu di Indonesia? Bisa.

Memahami Perbedaan antara Akun, Kontrak, dan Hash Transaksi dalam Teknologi Blockchain

Di dalam mencoba memahami teknologi blockchain seringkali kita dibingungkan oleh banyaknya cerita mengenai kriptokarensi. Kripto telah banyak ditolak di berbagai negara. Adapun negara-negara yang tidak secara resmi melarang, telah secara eksplisit menunjukkan pelarangannya, sebelum pada akhirnya kripto dilarang secara resmi oleh hukum negara, di mana-mana. Kriptokarensi, atau disingkat kripto saja, adalah bentuk penerapan yang salah dari teknologi blockchain. Keinginan untuk terjadinya desentralisasi, dengan mengabaikan otoritas-otoritas pemerintahan, menghendaki adanya suatu sistim yang terlepas dari hukum negara mana pun, telah menciptakan suatu sistim perjudian terselubung berbasis investasi. Kriptografi adalah suatu tehnik untuk mengamankan suatu sistim. Cryptocurrency, atau kriptokarensi, atau kripto saja, bukan inti dari teknologi blockchain tapi penyimpangannya. Hal telah membingungkan banyak orang.

Pada dasarnya teknologi blockchain sangat sederhana. Perhatikan analogi berikut.
Di suatu tempat, di mana tempat tersebut menjadi tempat populer untuk kunjungan wisata. Properti di tempat tersebut disewakan. Saking tingginya nilai keuntungan dari penyewaan properti, kesepakatan awal seringkali dilanggar. Misalkan, dari seharusnya tanggal akhir ditetapkan pada suatu bulan dan suatu tanggal, karena satu dan lain hal, kesepakatan tersebut dilanggar dan sulit bagi hukum untuk menetapkan kebenarannya, karena tidak ada satu pencatatan yang ditetapkan sebagai satu-satunya sumber kebenaran.

Bayangkan, ada satu tempat, di mana tempat itu, menjadi tempat dicatatkannya tanggal mulai masuk, dan akhir dari tanggal mendiami suatu tempat atau tanggal seharusnya penyewa harus keluar. Secara alami, teknologi blockchain dapat melakukan itu dan tidak dimungkinkan untuk dilakukannya manipulasi. Akan tetapi, jika demikian, maka, itu sama seperti, orang bersikeras, catatan di buku dia, adalah yang jadi rujukan. Orang yang lainnya lagi juga sama. Catatan yang ada di buku besar dia, atau blockchain di mana dia mencatatkan transaksinya, yang jadi patokannya. Ini pun tidak menyelesaikan masalah.

Sebelum kita pecahkan permasalahan ini, perhatikan terlebih dahulu, penjelasan berikut:

Semuanya adalah Hash Kriptografi. Akan tetapi, perbedaannya adalah sebagai berikut:

  • Akun ibarat nomor rekening. Nomor rekening dapat digunakan untuk menciptakan suatu kontrak. Misal: 0x61808b07c458717955cE1476Bb65e868E447798C
  • Kontrak. Kontrak adalah suatu hash yang dapat dipanggil sewaktu-waktu. Suatu kontrak dapat digunakan untuk menciptakan suatu hash transaksi. Misal: 0x3e57b62c925fd302e97419e08fac635692dbd6c5
  • Hash transaksi bersifat unik. Tidak dapat diubah. Suatu hash bersifat publik dan dapat dilihat oleh publik. Hash transaksi inilah yang bersifat immutable dan kekal abadi, sebagai satu-satunya sumber kebenaran, untuk segala hal yang mencantumkan hash transaksi tersebut.
    https://spartanone.bsn.foundation/tx/0x9be2e4e0d99e82e6db5ecd18f2b709d5d7bfaf88019cc188917dc77bb471c8e2 (Jaringan yang digunakan adalah contoh)

Jadi dengan demikian, urutannya adalah Akun -> Kontrak -> Hash Transaksi.

Cara menggunakan Hash Transaksi sebagai pencatatan keabadian.

Keabadian yang dimaksud adalah ketidakmungkinan untuk terjadinya perubahan, selamanya, sampai kapan pun.

Hash Transaksi dapat dibuat oleh suatu kontrak. Suatu kontrak dapat dibuat oleh suatu akun. Kontrak yang digunakan untuk membuat haruslah suatu kontrak yang dinyatakan sebagai kontrak Legal. Akun yang digunakan untuk membuat kontrak haruslah akun yang dinyatakan sebagai akun Legal. Dengan demikian, sistim pencatatan berbasis blockchain, memiliki tiga tingkat keamanan pencatatan. Akun, Kontrak, Hash Transaksi. Suatu Hash Transaksi senantiasa memuat identitas kontrak dan akun pembuat kontrak.

Dengan memahami hal ini, seorang pengguna awam, yang tidak membuat kontrak dan tidak membuat hash transaksi dan tidak memiliki akun yang legal, dapat menjadikan suatu Hash Transaksi yang dilegalisir, sebagai suatu bukti, berdasarkan hukum yang berlaku di suatu negara.

Pada saat terjadi pembuktian, yang memerlukan adanya saksi ahli, maka saksi ahli dihadirkan, dengan terlebih dahulu, memberikan pengenalan terhadap orang yang menjadi saksi. Dengan demikian, tidak sembarang dicatatkan pada blockchain. Hash harus legal, kontrak harus legal, yang mencatatkannya harus legal. Barulah teknologi blockchain dapat diterapkan. Dengan begitu, upaya untuk terdesentralisasi dalam artian lepas dari otoritas negara-negara, adalah tidak mungkin jika teknologi blockchain hendak diterapkan. Apakah ini baru wacana? Tidak. Ini sudah diterapkan.

Perkembangan dan Adopsi Teknologi Rantai Publik dan Ketidakpastian biaya pencatatan

Secara umum, teknologi blockchain dianggap sebagai tidak dapat diterapkan. Alasannya adalah, token pada layer 1 yang digunakan untuk mendanai transaksi, bersifat naik-turun. Kita ambil satu contoh. Pada satu pabrik, biaya operasional alat-alat mesin yang memerlukan listrik, dapat dihitung per jamnya, habis berapa Kwh. Harga listrik per 1 Kwh, adalah tetap. Naik turunnya harga listrik, diatur sedemikian rupa, sehingga menjadi stabil. Pada blockchain, token nya tidak stabil. Alih-alih token tersebut digunakan, tidak terjadi, tapi malah diperjudikan. Ibaratkan, suatu organisasi yang hendak beralih ke teknologi blockchain, membeli sejumlah token dari suatu platform blockchain. Andaikata pun digunakan, biayanya menjadi tidak pasti. Dalam satu tahun, naik menjadi 10 kali lipat. Dalam kondisi seperti itu, sulit untuk dibayangkan, tokennya digunakan. Alih-alih, ia malah menjadi instrumen investasi dengan laju naik dan laju turun, yang tidak dapat diprediksi, apalagi dipastikan. Inilah suatu praktik perjudian. Tentu saja, organisasi tidak dapat menerapkannya. Dengan cara seperti ini, 99,99 persen industri tidak mengadopsinya.

Solusi dari Rantai Publik Non-Kriptokarensi

Rantai Publik, begitulah kita mengistilahinya. Adalah suatu jaringan blockchain di mana pada layer 1, tokennya tidak dapat ditransaksikan kecuali digunakan untuk kegiatan pencatatan. Seperti token listrik, token yang dibeli, tidak dapat digunakan kecuali untuk menghidupkan lampu di mana meteran tersebut terpasang. Tidak ada penggunaan lain kecuali itu. Karena tidak dapat ditransaksikan, maka tidak dapat dispekulasikan. Inilah yang membuat fungsinya sama seperti token listrik yang stabil digunakan untuk menghidupkan lampu di suatu rumah.

Apa Saja Kegunaan dari Token Non-Kriptokarensi?

Kegunaan dari token Non-Kriptokarensi sangat banyak. Salah satunya seperti yang dijelaskan di awal, adalah untuk melakukan pencatatan imutabilitas atau suatu rekaman data, yang sudah dapat dipastikan, tidak mungkin dirubah. Masih banyak lagi fungsinya.

Latar Belakang Pembuat Jaringan Rantai Publik Non-Kriptokarensi

Red Date Technology didirikan pada September 2014 dan berkantor pusat di Hong Kong. Perusahaan ini berfokus pada pengembangan infrastruktur Teknologi Informasi publik generasi berikutnya yang mendukung komunikasi internet, ekonomi digital, dan pembayaran digital. Mereka bekerja sama dengan mitra di seluruh dunia untuk memajukan teknologi fundamental yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia.

Produk dan Layanan

Red Date Technology adalah arsitek di balik Blockchain-based Service Network (BSN), sebuah platform infrastruktur blockchain global yang menawarkan tiga jenis perangkat lunak manajemen pusat data:

  1. Enterprise BSN: Platform perangkat lunak yang dapat diinstal pada cloud publik, cloud privat, atau intranet untuk mengintegrasikan lingkungan berbasis blockchain ke dalam sistem yang ada.
  2. BSN Spartan Network: Jaringan infrastruktur publik yang menyediakan layanan rantai publik non-kripto kepada sistem TI di seluruh dunia.
  3. BSN-DDC Network: Setara dengan BSN Spartan Network di Tiongkok, mendukung lebih dari sepuluh Open Permissioned Blockchains yang dimodifikasi agar sesuai dengan regulasi Tiongkok.

Selain itu, mereka mengembangkan Universal Digital Payments Network (UDPN), sebuah jaringan pesan global yang mendukung sistem mata uang digital yang diatur pemerintah, termasuk stablecoin yang diatur dan Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC).

Pendanaan dan Ekspansi

Pada Juni 2021, Red Date Technology mengumumkan pendanaan Seri A sebesar US$30 juta yang dipimpin oleh Kenetic Capital yang berbasis di Hong Kong dan Prosperity7, dana pertumbuhan diversifikasi dari Aramco Ventures. Mereka membuka kantor di Hong Kong pada Maret 2021 dan berencana memperluas tim menjadi lebih dari 15 karyawan dalam dua tahun.

Misi dan Visi

Misi utama Red Date Technology adalah mempromosikan konsep lapisan publik baru dari internet dan membangun perangkat lunak lingkungan cloud fundamental sebagai fondasi lapisan publik ini. Mereka bertujuan untuk menciptakan sistem operasi, protokol komunikasi, basis data, alat pengembangan, dan aplikasi baru untuk Sistem TI Publik di masa depan.

Siapa Saja Para Pengguna Jaringan BSN Spartan?

Jaringan BSN Spartan adalah versi infrastruktur blockchain yang dirancang khusus untuk mendukung blockchain publik non-kripto. Fokus utama Spartan adalah menghadirkan teknologi blockchain ke perusahaan dan organisasi yang ingin mengadopsinya tanpa terlibat dalam mata uang kripto, menjadikannya lebih sesuai untuk kebutuhan regulasi dan bisnis tradisional.

Pengguna Utama BSN Spartan Network

  1. Perusahaan Tradisional (Enterprise Users)
    • Perusahaan yang ingin mengintegrasikan teknologi blockchain untuk transparansi, efisiensi, atau pelacakan data tetapi menghindari keterlibatan dalam mata uang kripto.
  2. Pemerintah dan Badan Publik
    • Organisasi pemerintah yang membutuhkan solusi blockchain untuk digitalisasi dokumen publik, transparansi administrasi, atau pengelolaan data.
    • Dengan pendekatan non-kripto, BSN Spartan mematuhi regulasi ketat yang sering kali diperlukan oleh lembaga pemerintah.
  3. Startup dan Pengembang Blockchain
    • Pengembang yang ingin membangun aplikasi blockchain tanpa biaya tinggi atau kompleksitas yang sering dikaitkan dengan mata uang kripto.
    • Spartan menyediakan akses ke rantai publik non-kripto seperti NC-Ethereum yakni Non-Cryptocurrency Ethereum yang telah dimodifikasi untuk menghilangkan komponen mata uang digital.
  4. Lembaga Pendidikan dan Penelitian
    • Universitas dan pusat penelitian yang ingin mengeksplorasi penggunaan blockchain untuk proyek akademik atau eksperimen, tanpa risiko dan spekulasi finansial dari mata uang kripto.
  5. Jaringan Bisnis Global
    • Perusahaan multinasional yang ingin memanfaatkan blockchain lintas batas tanpa menghadapi permasalahan regulasi terkait kripto di berbagai yurisdiksi.
  6. Integrator TI
    • Penyedia layanan teknologi informasi yang menggunakan BSN Spartan untuk membangun solusi berbasis blockchain yang terjangkau bagi klien mereka.

Blockchain Publik yang Didukung BSN Spartan

Jaringan Spartan memodifikasi blockchain publik seperti Ethereum menjadi NC-Ethereum untuk menghilangkan komponen kripto. Dengan ini, pengguna dapat memanfaatkan kontrak pintar, interoperabilitas, dan fitur blockchain lainnya tanpa keterlibatan token kripto yang dijadikan karensi.

Dasar-dasar Blockchain

Ada beberapa hal dasar yang harus dipahami sebelum berbicara lebih lanjut mengenai blockchain.

Pembacaan data dalam blockchain adalah gratis. Berikut ini adalah konteks yang perlu dipahami:

1. Blockchain sebagai Buku Besar Publik

  • Blockchain publik seperti NC-Ethereum dirancang sebagai buku besar yang transparan dan terbuka. Informasi yang disimpan di blockchain bersifat read-only (untuk sebagian besar pengguna) dan dapat diakses oleh siapa saja tanpa biaya.
  • Contoh: Jika Anda ingin membaca data transaksi, saldo, alamat, atau informasi blok, Anda dapat melakukannya melalui node blockchain atau block explorer seperti SpartanOne (pada Jaringan BSN Spartan) tanpa dikenakan biaya.

2. Alasan Gratisnya Pembacaan

  • Node blockchain adalah komputer di jaringan yang menyimpan salinan lengkap dari semua data di blockchain. Saat Anda membaca data, Anda hanya meminta node untuk memberikan salinan data yang sudah mereka miliki.
  • Tidak ada sumber daya blockchain tambahan yang diperlukan untuk membaca data, sehingga tidak memerlukan biaya transaksi (seperti gas fee).

3. Akses melalui Block Explorer atau API

  • Sebagian besar pengguna tidak langsung membaca data dari node blockchain. Mereka menggunakan layanan pihak ketiga seperti:
    • Block Explorer: Layanan web seperti SpartanOne https://spartanone.bsn.foundation menyediakan antarmuka untuk membaca data.
    • API Blockchain: Layanan seperti BSN Spartan memungkinkan pengembang untuk mengakses data blockchain melalui API.

4. Perbedaannya dengan Penulisan Data

  • Penulisan data ke blockchain tidak gratis, karena melibatkan konsensus jaringan dan penggunaan sumber daya seperti penyimpanan dan komputasi.
  • Biaya transaksi (seperti gas fee di SpartanOne berbasis Ethereum) diperlukan untuk memastikan insentif bagi validator atau penambang yang memproses transaksi Anda.

Pembacaan data di blockchain adalah gratis karena data bersifat publik, transparan, dan tidak menghabiskan sumber daya tambahan.

Tidak Perlu membuat Server Sendiri untuk Berjalan Terus-menerus

Teknologi blockchain memiliki karakteristik yang memungkinkan data untuk tetap tersimpan secara permanen tanpa mengharuskan adanya server khusus yang dikelola oleh pengguna. Berikut adalah penjelasan rinci tentang bagaimana hal ini bekerja:


1. Data di Blockchain Tersimpan Secara Terdistribusi

  • Blockchain adalah jaringan terdesentralisasi yang terdiri dari banyak node (komputer) di seluruh dunia. Setiap node menyimpan salinan penuh dari data blockchain.
  • Ketika data ditulis ke blockchain, data tersebut direplikasi ke seluruh node di jaringan. Dengan demikian:
    • Data tidak bergantung pada satu server.
    • Data akan tetap ada di blockchain selama jaringan blockchain itu sendiri berjalan.

2. Tidak Mengharuskan untuk Menjalankan Server Sendiri

  • Pada blockchain publik, siapa saja dapat mengakses data menggunakan node yang sudah ada di jaringan. Anda tidak diharuskan untuk mengelola server sendiri karena:
    • Anda dapat menggunakan block explorer (seperti SpartanOne untuk jaringan berbasis Ethereum yang dibuat oleh BSN Spartan) untuk membaca data.
  • Ini menghilangkan keharusan untuk menanggung beban operasional, seperti biaya infrastruktur server, pemeliharaan, dan keamanan.

3. Data di Blockchain Bersifat Abadi

  • Immutability (ketidakberubahan): Setelah data ditulis ke blockchain, data tersebut tidak dapat diubah atau dihapus karena sifat kriptografis blockchain dan mekanisme konsensusnya.
  • Setiap transaksi atau penyimpanan data menjadi bagian dari rantai blok, yang diamankan dengan hash kriptografi. Karena itu:
    • Data tetap ada selamanya sebagai bagian dari histori perekaman di dalam jaringan blockchain.
    • Tidak ada entitas tunggal yang dapat menghapus data tersebut.

4. Keamanan dan Kepercayaan

  • Karena data di blockchain tersebar di banyak node, resistansi terhadap kegagalan sangat tinggi. Bahkan jika beberapa node mati, salinan data tetap ada di node lainnya.
  • Tidak ada satu pihak yang memiliki kendali penuh atas data, sehingga risiko manipulasi oleh pihak tertentu ditiadakan.

5. Pentingnya Blockchain Publik

  • Pada blockchain publik seperti SpartanOne:
    • Data bersifat terbuka untuk umum.
    • Semua pengguna memiliki hak untuk membaca datanya kapan saja tanpa memerlukan izin.

6. Ketakutan pada Biaya, yang Perlu Dipahami

  • Biaya Penulisan Data: Menulis data ke blockchain (transaksi atau kontrak pintar) membutuhkan biaya (misalnya, gas fee pada SpartanOne).
  • Ukuran Data: Blockchain tidak dirancang untuk menyimpan file besar. Sebagai gantinya, data besar disimpan di solusi penyimpanan lain, dengan hash data disimpan di blockchain.
  • Menulis data, pada jaringan publik non-kriptokarensi, biayanya tidak berubah-ubah dan berada pada kisaran sangat terjangkau. Hampir seperti harga token listrik yang kita pakai sehari-hari.

Blockchain menghilangkan kebutuhan untuk menjalankan server sendiri dan memastikan data Anda tetap ada secara permanen. Selama blockchain aktif dan node berjalan, data akan tetap tersedia, aman, dan tidak dapat dihapus. Ini adalah salah satu keunggulan utama blockchain dalam mendukung transparansi dan daya tahan data.

Peretasan Blockchain, suatu kemungkinan yang tidak mungkin

peretasan blockchain publik sangat sulit dan membutuhkan sumber daya yang sangat besar, sehingga secara praktis tidak mungkin dilakukan, terutama pada jaringan blockchain publik besar. Berikut adalah penjelasan mengapa ini terjadi:


1. Keamanan Berbasis Kriptografi

  • Data di blockchain dilindungi oleh algoritma kriptografi tingkat tinggi.
  • Untuk memecahkan enkripsi ini, peretas harus memecahkan persamaan matematis yang sangat kompleks, yang memerlukan komputasi luar biasa besar.
  • Bahkan dengan komputer super modern, memecahkan satu hash blockchain akan memakan waktu ribuan tahun, menjadikan peretasan ini tidak praktis.

2. Ketahanan Terhadap Serangan 51%

  • Blockchain beroperasi berdasarkan konsensus, artinya mayoritas node atau kekuatan hashing di jaringan harus menyetujui validitas transaksi.
  • Serangan 51% terjadi ketika peretas mencoba mengontrol lebih dari 50% dari total kekuatan hashing dalam jaringan untuk memanipulasi transaksi. Namun:
    • Di jaringan besar, daya komputasi yang dibutuhkan untuk mencapai 51% sangat besar.
    • Biaya energi dan infrastruktur perangkat keras yang dibutuhkan akan mencapai miliaran dolar.
    • Semakin besar jaringan, semakin tidak praktis serangan ini karena distribusi node yang luas.
    • Secara umum, serangan jenis ini hanya ada di dalam teori.

3. Desentralisasi

  • Jaringan blockchain besar memiliki ribuan hingga jutaan node terdistribusi di seluruh dunia.
  • Tidak ada satu titik kegagalan yang dapat dieksploitasi, dan jika satu atau beberapa node diretas, jaringan secara keseluruhan tetap aman.
  • Untuk berhasil meretas, peretas harus menyerang mayoritas node secara bersamaan, yang logikanyanya hampir mustahil.

4. Biaya Serangan Melebihi Keuntungan

  • Dalam banyak kasus, biaya menjalankan serangan melebihi potensi keuntungan.
    • Contoh: Untuk menyerang, peretas perlu menghabiskan miliaran dolar untuk perangkat keras dan energi listrik hanya untuk mencoba memanipulasi data yang nilainya mungkin lebih kecil dari biaya serangan.

5. Ancaman Teoretis: Komputer Kuantum

  • Komputer kuantum berpotensi memecahkan enkripsi blockchain lebih cepat daripada waktu yang diperlukan oleh komputer non-quantum. Namun:
    • Teknologi komputer kuantum saat ini belum mencapai kapasitas yang dibutuhkan untuk meretas blockchain besar.
    • Banyak blockchain sudah mempersiapkan solusi untuk menghadapi ancaman kuantum, seperti penggunaan algoritma kriptografi yang tahan kuantum atau dilipatgandakan tingkat kesulitan pemecahannya dan dilipatgandakan lagi jika perlu. Komputer tidak bisa mengejar kecepatan pemecahannya.

Peretasan blockchain publik membutuhkan sumber daya dana, energi, dan infrastruktur yang sangat besar, sehingga menjadi tidak praktis dan tidak menguntungkan. Sifat desentralisasi, kriptografi tingkat tinggi, dan ukuran jaringan yang besar membuat blockchain menjadi salah satu teknologi teraman untuk penyimpanan data dan transaksi.

Penutup. Apa itu internet 1.0, 2.0 dan 3.0?

Internet 1.0, 2.0, 3.0 menggambarkan evolusi internet dari tahap awal hingga masa depan, dengan karakteristik teknologi dan penggunaannya yang terus berkembang. Berikut penjelasan setiap tahap:


1. Internet 1.0 (Web 1.0): Era Statik

Tahun: 1990-an
Ciri-Ciri Utama:

  1. Web statis: Konten bersifat statis (hanya untuk dibaca), tanpa interaksi pengguna.
  2. Satu arah: Pengguna hanya bisa membaca informasi tanpa kemampuan untuk berpartisipasi atau berkontribusi.
  3. Pemilik konten: Sebagian besar konten dibuat oleh perusahaan atau organisasi, bukan pengguna individu.
  4. Teknologi sederhana: Menggunakan HTML dasar untuk halaman web.
  5. Akses informasi: Fungsi utama adalah menyediakan akses informasi. Contoh: direktori web seperti Yahoo! atau Altavista.

Contoh Situs:

  • Geocities, Netscape, dan Britannica Online.

2. Internet 2.0 (Web 2.0): Era Interaksi

Tahun: 2000-an hingga sekarang
Ciri-Ciri Utama:

  1. Web dinamis: Konten dapat diperbarui secara real-time dan lebih interaktif.
  2. Partisipasi pengguna: Pengguna dapat membuat, berbagi, dan berkomunikasi (User-Generated Content).
  3. Media sosial: Kemunculan platform seperti Facebook, YouTube, dan Twitter.
  4. Aplikasi berbasis web: Layanan seperti Google Docs dan platform e-commerce.
  5. Komunitas kolaboratif: Blog, forum, dan wiki memungkinkan kolaborasi global.

Teknologi Kunci: AJAX, JavaScript, dan basis data dinamis.

Contoh Platform: Facebook, Wikipedia, YouTube, dan Amazon.


3. Internet 3.0 (Web 3.0): Era Semantik dan Desentralisasi

Tahun: Awal 2020-an hingga sekarang
Ciri-Ciri Utama:

  1. Web Semantik: Internet menjadi lebih pintar, dengan kemampuan memahami konteks dan makna data untuk memberikan hasil yang relevan (menggunakan AI dan machine learning).
  2. Desentralisasi: Fokus pada penghapusan perantara menggunakan teknologi blockchain dan kontrak pintar (smart contracts).
  3. Kepemilikan data pribadi: Pengguna memiliki kendali penuh atas data mereka, tidak hanya menjadi aset perusahaan besar.
  4. Interoperabilitas: Sistem terintegrasi yang memungkinkan data mengalir bebas antar platform.
  5. Kehadiran Web 3D: Realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR) menjadi bagian dari pengalaman pengguna.

Teknologi Kunci: Blockchain, AI, dan kontrak pintar.

Contoh Aplikasi: Smart Contract, Identitas Digital, Aset Digital.

Kontak Kami

Hubungi kami sekarang juga untuk berkonsultasi lebih jauh mengenai teknologi baru yang sedang mulai diterapkan ini. Semakin cepat, semakin menjadi yang pertama. Email ke: [email protected]